Mengenal Sindrom Walking Corpse Yang Cukup Unik


Depresi dapat mempengaruhi mentalitas dan perilaku pasien. Beberapa orang dengan depresi, terutama yang sangat parah, bahkan merasa seolah-olah mereka atau bagian dari tubuhnya tidak lagi berfungsi atau mati. Jika Anda salah satu yang mengalaminya, kondisi langka ini dikenal dengan Walking Corpse Syndrome. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan bagi pasien.

Apa itu sindrom mayat berjalan?

Sindrom mayat berjalan adalah suatu kondisi di mana pasien berpikir bahwa bagian tubuhnya hilang, atau merasa seperti sedang sekarat, tidak ada dan mati. Kondisi yang dikenal sebagai sindrom Cotard sangat langka karena saat ini hanya mempengaruhi sekitar 200 orang di seluruh dunia.

Komplikasi Kesehatan dari Walking Corpse Syndrome

Jika tidak diobati, sindrom mayat berjalan dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan bagi pasien. Misalnya, seseorang yang menderita kondisi ini mungkin berhenti mandi dan merawat dirinya sendiri karena dia pikir dia tidak lagi hidup.

Hal ini dapat menyebabkan pasien dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya dan dapat menyebabkan perasaan depresi dan isolasi. Di sisi lain, menghentikan perawatan diri juga dapat menyebabkan masalah kulit dan gigi.

Sementara itu, beberapa pengidap sindrom Cotard dikabarkan berhenti makan dan minum karena merasa tubuhnya tidak membutuhkannya. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan malnutrisi. Upaya bunuh diri juga sering terjadi pada orang dengan penyakit ini. Pikiran itu muncul karena penderita merasa tubuhnya sudah mati.

Bagaimana cara mengobati sindrom mayat berjalan?

Ada beberapa cara untuk mengobati sindrom Cotard. Untuk mengobati kondisi ini, dokter mungkin menyarankan terapi, memberikan obat-obatan tertentu, atau menggabungkan kedua jenis pengobatan tersebut. Ada beberapa cara untuk mengobati sindrom mayat berjalan, antara lain:

Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Dalam terapi perilaku kognitif, seorang profesional kesehatan mental akan mengidentifikasi apa yang menyebabkan pola pikir dan perilaku negatif pada orang dengan sindrom Cotard. Setelah itu, pasien diajarkan untuk merespon lebih positif dan rasional terhadap pemicunya.

Konsumsi obat-obatan tertentu

Dokter Anda mungkin meresepkan sejumlah obat untuk meredakan gejala. Beberapa obat yang mungkin diresepkan termasuk antipsikotik, antidepresan, dan obat anti-kecemasan. Beberapa orang mungkin memerlukan lebih dari satu jenis obat untuk mengendalikan gejala.

Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

Jika terapi dan pengobatan CBT tidak membantu, Anda mungkin diminta untuk menjalani terapi kejang listrik. Dalam terapi ini, dokter akan membuat otak mengalir dengan arus listrik kecil.
Metode ini bertujuan untuk mengubah kimia otak dan meredakan gejala. Beberapa pasien mungkin kehilangan ingatan mereka setelah menjalani terapi ECT.