Semenjak Fluminense didirikan, mereka berhasil melakukan negosiasi diri dengan masyarakat papan atasĀ Rio de Janeiro berkat interksi bagusnya dengan Inggris. Para penggemar sering menggunakan busana mewah saat menyaksikan laga yang mereka jalani.
Akibatnya, Fluminense melarang pemain yang memiliki keturunan untuk melakukan presentasi tim. Salah satu pemain berwarna yang sempat bermain adalah Carlos Alberto, dia harus menggunakan tepung beras untuk menutup wajahnya sebelum laga dijalankan. Hal tersebut dilakukannya agar para fans tidak bergejolak.
Pemilihan pemain dilakukan berdasarkan warna kulit tersebut akhirnya dijadikan sebagai identitas klub walaupun memang saat ini tidak pernah lagi diterapkan. Namun para penggemar penggemar Fluminense masih bangga dengan klub sampai sekarang.
Para penggemarnya bahkan menciptakan lagu yang dijadikan lagu pembuka saat menjalankan laga. Dilaga besar, mereka sering melempar tepung beras kelapangan untuk mengenang tradisi yang pernah dilakukan dulu dan dengan maksud juga untuk menakuti lawan.
Sedangkan untuk Flamengo sendiri mengambil langkah berbeda. Mereka menjadi klub untuk semua warga. Para pendukung mereka biasa adalah mereka yang berasa dari kelas pekerja.
Dengan pendekatan tersebut, klub tersebut menjadi salah satu klub dengan jumlah pendukung terbanyak di Brasil. Padahal mereka semua lebih muda daripada Fluminense
Maka dengan keadaan tersebut membuat kedua klub tersebut menjadi lebih dimengerti oleh semua orang. Mereka melakukan presentasi dengan dua jiwa yang berbeda namun masih berasal dari kota yang sama.
Tidak ada namanya melakukan pemilihan berdasarkan agama atau politik serta berasal dari kalangan manapun, yang diperlukan hanyalah sebatas harga diri. Jadi keadaan tersebut bisa dibilang sama seperti persaingan antara kakak dan adik.
Rivalitas dari kedua klub tersebut walaupun dalam keadaan yang tidak stabil dan selalu tumpang tindih serta jarang untuk bisa berjalan dengan normal. Fluminense sendiri tidak pernah merasakan memenangkan gelar juara lagi sejak 2012.
Sedangkan untuk Flamengo sendiri sudah pernah merasakannya saat menjalankan ajang Carioca 2020. Mereka berhasil menjadi juara bertahan Brasil dan Copa Libertadores, mereka juga masih terlibat dalam persaingan gelar untuk kedua ajang tersebut.